• tidakkah kau mengenaliku? satu-satunya alasan aku disini adalah kau
  • Pelacakan perjalanan sejarah desain grafis dapat ditelusuri dari jejak peninggalan manusia .... baca selengkapnya
  • Tugas B jepang barang-barang di dalam kelas
  • mencoba untuk mencari arti hidup

0 Valentine Day Menurut pandangan Islam

Selasa, 14 Februari 2012


VALENTINE DAY (HARI BERKASIH SAYANG)
Menurut pandangan Islam
Benarkah ia hanya kasih sayang belaka ?
 
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Surah Al-An’am : 116)
 
Hari 'kasih sayang' yang dirayakan oleh orang-orang Barat pada tahun-tahun terakhir disebut 'Valentine Day' amat popular dan merebak di pelusuk Indonesia bahkan di Malaysia juga. Lebih-lebih lagi apabila menjelangnya bulan Februari di mana banyak kita temui jargon-jargon (simbol-simbol atau  iklan-iklan) tidak Islami hanya wujud demi untuk mengekspos (mempromosi) Valentine. Berbagai tempat hiburan bermula dari diskotik(disko/kelab malam), hotel-hotel, organisasi-organisasi mahupun kelompok-kelompok kecil; ramai yang berlumba-lumba menawarkan acara untuk merayakan Valentine. Dengan  dukungan(pengaruh) media massa seperti surat kabar, radio mahupun televisyen; sebagian besar orang Islam juga turut dicekoki(dihidangkan) dengan iklan-iklan Valentine Day.

 SEJARAH VALENTINE:
Sungguh merupakan hal yang ironis(menyedihkan/tidak sepatutnya terjadi) apabila telinga kita mendengar bahkan kita sendiri 'terjun' dalam perayaan Valentine tersebut tanpa mengetahui sejarah Valentine itu sendiri. Valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut 'Syuhada') yang kerana kesalahan dan bersifat 'dermawan' maka dia diberi gelaran Saint atau Santo.
Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu iaitu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.
 
Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.
 
Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta 'supercalis'  kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai 'hari kasih sayang' juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu 'kasih sayang' itu mulai bersemi 'bagai burung jantan dan betina' pada tanggal 14 Februari.
 
Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang bererti 'galant atau cinta'. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya zaman, seorang 'martyr' bernama St. Valentino mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya(jauh dari erti yang sebenarnya). Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine lewat (melalui) greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado(bertukar-tukar memberi hadiah) dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu.
 
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment(hal/saat/waktu) ini hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha merosak 'akidah' muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat  dengan kedok percintaan(bertopengkan percintaan), perjodohan dan kasih sayang.

PANDANGAN ISLAM 
Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ?
 
Mari kita renungkan firman Allah s.w.t.:
Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)
 
Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera(mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan(bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu.
 
Oleh kerana itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng(mendorong/mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut Taqlid.
Hadis Rasulullah s.a.w:“ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.
Firman Allah s.w.t. dalam Surah AL Imran (keluarga Imran) ayat 85 :“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.
HAL-HAL YANG HARUS DIBERI PERHATIAN:-
Dalam masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama dari kaca mata agama kerana kehidupan kita tidak dapat lari atau lepas dari agama (Islam) sebagai pandangan hidup. Berikut ini beberapa hal yang harus difahami di dalam  masalah 'Valentine Day'.
 
1. PRINSIP / DASAR
   Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan 'supercalis' bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama  Nasrani (kristian), maka berubah menjadi 'acara keagamaan' yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine.
 
2. SUMBER ASASI
   Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. Oleh kerana itu lah , berpegang kepada akal rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada Islam(Allah), maka ia akan tertolak.
Firman Allah swt dalam Surah Al Baqarah ayat 120 :Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan  mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.

3. TUJUAN
   Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi adalah baik. Tetapi bukan seminit untuk sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula bererti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan      yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah s.a.w. bersabda :“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.
 
4. OPERASIONAL
Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara.
Perhatikanlah firman Allah s.w.t.:Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon dan    syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Surah Al Isra : 27)
Surah Al-Anfal ayat 63 yang berbunyi : “…walaupun kamu membelanjakan    semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat    mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati    mereka. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Sudah jelas ! Apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan import dari luar yang nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (akidah) kita. Janganlah kita mengotori akidah kita dengan dalih toleransi dan setia kawan. Kerana kalau dikata toleransi, Islamlah yang paling toleransi di dunia.
 
Sudah berapa jauhkah kita mengayunkan langkah mengelu-elukan(memuja-muja) Valentine Day ? Sudah semestinya kita menyedari sejak dini(saat ini), agar jangan sampai terperosok lebih jauh lagi. Tidak perlu kita irihati dan cemburu dengan upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. Bukankah Allah itu Ar Rahman dan Ar Rohim.  Bukan hanya sehari untuk setahun. Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan Islam itu merupakan 'alternatif' terakhir setelah manusia gagal dengan sistem-sistem lain.
 
Lihatlah kebangkitan Islam!!! Lihatlah kerosakan-kerosakan yang ditampilkan oleh peradaban Barat baik dalam media massa, televisyen dan sebagainya. Karena sebenarnya Barat hanya mengenali perkara atau urusan yang bersifat materi. Hati mereka kosong dan mereka bagaikan 'robot' yang bernyawa.
 
MARI ISTIQOMAH (BERPEGANG TEGUH)
Perhatikanlah Firman Allah :
…dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim”.
 
Semoga Allah memberikan kepada kita hidayahNya dan ketetapan hati untuk dapat istiqomah dengan Islam sehingga hati kita menerima kebenaran serta menjalankan ajarannya.
Tujuan dari semua itu adalah agar diri kita selalu taat sehingga dengan izin Allah s.w.t. kita dapat berjumpa dengan para Nabi baik Nabi Adam sampai Nabi Muhammad s.a.w.
Firman Allah s.w.t.:
Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka dia akan bersama orang-orang yang diberi nikmat dari golongan Nabi-Nabi, para shiddiq (benar imannya), syuhada, sholihin (orang-orang sholih), mereka itulah sebaik-baik teman”.
 
Berkata Peguam Zulkifli Nordin (peguam di Malaysia) di dalam kaset 'MURTAD' yang mafhumnya :-
"VALENTINE" adalah nama seorang paderi. Namanya Pedro St. Valentino. 14 Februari 1492 adalah hari kejatuhan Kerajaan Islam Sepanyol. Paderi ini umumkan atau isytiharkan hari tersebut sebagai hari 'kasih sayang' kerana pada nya Islam adalah ZALIM!!!  Tumbangnya Kerajaan Islam Sepanyol dirayakan sebagai Hari Valentine. Semoga Anda Semua Ambil Pengajaran!!! Jadi.. mengapa kita ingin menyambut Hari Valentine ini kerana hari itu adalah hari jatuhnya kerajaan Islam kita di Sepanyol..


Read more

0 cuaca hari ini

Read more

0 Kisi-Kisi dan SKL Ujian Nasional SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, dan SLB Tahun 2012

Selasa, 07 Februari 2012

Inilah kabar yang ditunggu-tunggu oleh insan pendidikan khususnya guru, yakni Kisi-Kisi dan SKL Ujian Nasional tahun 2012. Beberapa waktu lalu Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah mengeluarkan secara resmi Kisi-Kisi dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun 2012. Sebelumnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah mengeluarkan Permen No. 59 tahun 2011 tentang Kriteria Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah dan Ujian Nasional.

Dengan dikeluarkan Permen dan Kisi-Kisi ini, para pendidik dan penyelenggara Ujian Sekolah/Madrasah  fokus mempersiapkan siswa-siswinya mensukseskan Ujian Nasional tahun 2012. Berkut ini Jadwal, Kisi-Kisi dan SKL Ujian Nasional tahun 2012, serta beberapa penjelasan Mata Pelajaran yang masuk Ujian Nasional Tahun 2012.


Jadwal Ujian Nasional Tahun 2012

No.Jenjang PendidikanUjian UtamaUjian SusulanPenentuan Kelulusan
1SMA/MA dan SMK16 - 19 April 201223 – 26 April 201224 Mei 2012
2SMP/MTs dan SMPLB23 – 26 April 201230 April – 4 Mei 201202 Juni 2012
3SD/MI dan SDLB07 – 09 Mei 201214 – 16 Mei 2912Kewenangan Provinsi


Kisi-Kisi dan SKL Ujian Nasional Tahun 2012

Silahkan download Permendikbud tentang Ketentuan UN tahun 2012 serta Kisi-Kisi dan SKL Ujian Nasional Tahun 2012 melalui link di bawah ini!
  1. Permendikbud No. 59 tahun 2011 tentang ketentuan UN tahun 2012
  2. Kisi-Kisi UN untuk SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan SMK tahun 2012
  3. Kisi-Kisi UN untuk SD/MI dan SDLB tahun 2012

Mata Pelajaran Ujian Nasional Tahun 2012
Mata pelajaran yang masuk Ujian Nasional Tahun 2012 masing-masing jenjang pendidikan adalah sebagai berikut:
A. SMP/MTs
Bahasa Indonesia SMP/MTs
Bahasa Inggris SMP/MTs Matematika SMP/MTs
Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs
B. SMPLB
Bahasa Indonesia SMPLB - A, D, dan E (Tunanetra, Tuna Daksa Ringan, dan Tuna Laras)
Bahasa Indonesia SMPLB - B (Tunarungu)
Bahasa Inggris SMPLB - A, D, dan E (Tunanetra, Tuna Daksa Ringan, dan Tuna Laras)
Bahasa Inggris SMPLB - B (Tunarungu)
Matematika SMPLB - A, D, dan E (Tunanetra, Tuna Daksa Ringan, dan Tuna Laras)
Matematika SMPLB - B (Tunarungu)
Ilmu Pengetahuan Alam SMPLB - A, D, dan E (Tunanetra, Tuna Daksa Ringan, dan Tuna Laras)
Ilmu Pengetahuan Alam SMPLB - B (Tunarungu)
C. SMA/MA
Bahasa Indonesia SMA/MA (Program Bahasa)
Bahasa Indonesia SMA/MA (Program IPA/IPS)
Sastra Indonesia SMA/MA (Program BAHASA)
Bahasa Inggris SMA/MA (Program IPA/IPS/Bahasa/Keagamaan)
Bahasa Arab SMA/MA (Program Bahasa)
Bahasa Jepang SMA/MA (Program Bahasa)
Bahasa Jerman SMA/MA (Program Bahasa)
Bahasa Prancis SMA/MA (Program Bahasa)
Bahasa Mandarin SMA/MA (Program Bahasa)
Matematika SMA/MA (Program IPA)
Matematika SMA/MA (Program IPS/Keagamaan)
Matematika SMA/MA (Program Bahasa)
Fisika SMA/MA (Program IPA)
Kimia SMA/MA (Program IPA)
Biologi SMA/MA (Program IPA)
Ekonomi SMA/MA (Program IPS)
Sosiologi SMA/MA (Program IPS)
Geografi SMA/MA (Program IPS)
Antropologi SMA/MA (Program Bahasa)
TAFSIR MA (Program Keagamaan)
Hadist MA (Program Keagamaan)
Fikih MA (Program Keagamaan)
D. SMALB
Bahasa Indonesia SMALB - A, D, Dan E (Tunanetra, Tuna Daksa Ringan, dan Tuna Laras)
Bahasa Indonesia SMALB - B (Tunarungu)
Bahasa Inggris SMALB - A, D, Dan E (Tunanetra, Tuna Daksa Ringan, dan Tuna Laras)
Bahasa Inggris SMALB - B (Tunarungu)
Matematika SMALB - A, D, dan E (Tunanetra, Tuna Daksa Ringan, dan Tuna Laras)
Matematika SMALB - B (Tunarungu)
E. SMK
Bahasa Indonesia SMK
Bahasa Inggris SMK
Matematika SMK (Kelompok Teknologi, Kesehatan, dan Pertanian)
Matematika SMK (Kelompok Akuntansi dan Pemasaran)
Matematika SMK (Kelompok Pariwisata, Seni, dan Kerajinan, Teknologi Kerumahtanggaan, Pekerjaan Sosial, dan Adm. Perkantoran)
F. SD/MI
Bahasa Indonesia SD/MI
Matematika SD/MI
Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI
G. SDLB
Bahasa Indonesia SDLB – A, D, dan E (Tunanetra, Tuna Daksa Ringan, dan Tuna Laras)
Bahasa Indonesia SDLB – B (Tunarungu)
Matematika SDLB – A, D, dan E (Tunanetra, Tuna Daksa Ringan, dan Tuna Laras)
Matematika SDLB – B (Tunarungu)
Ilmu Pengetahuan Alam SDLB – A, D, dan E (Tunanetra, Tuna Daksa Ringan, dan Tuna Laras)
Ilmu Pengetahuan AlaM SDLB – B (Tunarungu)

Read more

0 SKL BAHASA INDONESIA SMA/MA (PROGRAM BAHASA)

Label:
1. BAHASA INDONESIA SMA/MA (PROGRAM BAHASA)
NO. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN INDIKATOR
1. Membaca Memahami secara kritis berbagai jenis wacana tulis/teks nonsastra dan nonteks (berbentuk grafik/tabel) artikel, tajuk rencana, laporan, karya ilmiah, teks esai, biografi, pidato, dan berbagai jenis paragraf (naratif, deskriptif, argumentatif, eksposisi, dan persuasif). Menentukan isi, fakta, dan opini paragraf.
Menentukan rangkuman, kalimat pernyataan, dan kalimat pertanyaan sesuai dengan isi paragraf artikel.
Menentukan isi paragraf biografi.
Menentukan jawaban pertanyaan dan simpulan teks.
Menentukan masalah, opini, dan keberpihakan penulis tajuk rencana.
Menentukan pernyataan yang tepat dan simpulan isi grafik/tabel.
Menentukan persamaan isi dan gagasan penulis tajuk rencana/editorial.
Menentukan kalimat utama dan kalimat sumbang dalam paragraf.
Menentukan kalimat persuasif dalam teks pidato.
2. Menulis Mengungkapkan gagasan, pendapat, perasaan, informasi dalam bentuk teks naratif, deskriptif, eksposisi, argumentatif, persuasif, teks pidato, artikel, proposal, surat dinas, surat dagang, rangkuman, ringkasan, notulen, laporan, dan karya ilmiah dengan mempertimbangkan kesesuaian isi dengan
konteks, kepaduan, ketepatan struktur, ejaan, pilihan kata, dan menyunting berbagai
jenis wacana tulis.
Melengkapi paragraf deskriptif, argumentatif, persuasif, analogi dan silogisme yang rumpang.
Melengkapi paragraf deduktif/induktif.
Menyusun kalimat rangkuman.
Menyusun beebrapa kalimat menjadi sebuah paragraf.
Menentukan kalimat penjelas sesuai dengan topik.
Melengkapi paragraf rumpang.
Menentukan simpulan dalam notulen.
Memperbaiki kalimat yang tidak efektif dalam karya ilmiah.
Memperbaiki struktur kalimat yang salah.
Memperbaiki kalimat yang tidak tepat dalam surat lamaran pekerjaan.
Menentukan kalimat efektif dalam karya tulis.
Menentukan rumusan masalah dalam karya tulis.
Menentukan latar belakang dalam karya tulis.
Menulis judul karya tulis sesuai EYD.
3. Kebahasaan Menguasai berbagai komponen kebahasaan dalam berbagai bentuk tulisan. Menggunakan kata baku, kata berimbuhan, frasa.
Menentukan pola kalimat.
Menyusun kalimat amjemuk
Menggunakan kata majemuk, kata bermakna konotasi, kata bermakna kias, dan kata bermakna umum/khusus dalam kalimat, perubahan makna.
Memperbaiki ragam kalimat yang tidak resmi menjadi kalimat resmi.
Memperbaiki kalimat tidak kohesif dan koheren dalam paragraf.
Read more

0 TATA KALIMAT

Senin, 06 Februari 2012 Label:
A.       Frase

Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Misalnya: akan datang, kemarin pagi, yang sedang menulis.

Dari batasan di atas dapatlah dikemukakan bahwa frase mempunyai dua sifat, yaitu

a.       Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.

b.       Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya prase itu selalu        terdapat dalam satu fungsi unsur klausa yaitu: S, P, O, atau K.

Macam-macam frase:

A.       Frase endosentrik

Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Frase endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:

1.       Frase endosentrik yang koordinatif, yaitu: frase yang terdiri dari unsur-unsur yang setara, ini dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata penghubung.

Misalnya:       kakek-nenek                         pembinaan dan pengembangan

                laki bini                                  belajar atau bekerja

2.       Frase endosentrik  yang atributif, yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara. Karena itu, unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan.

Misalnya:       perjalanan panjang

                hari libur

Perjalanan, hari merupakan unsur pusat, yaitu: unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atributif.

3.       Frase endosentrik yang apositif: frase yang atributnya berupa aposisi/ keterangan tambahan.

Misalnya: Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai.

Dalam frase Susi, anak Pak Saleh secara sematik unsur yang satu, dalam hal ini unsur anak Pak Saleh, sama dengan unsur lainnya, yaitu Susi. Karena, unsur anak Pak Saleh dapat menggantikan unsur Susi. Perhatikan jajaran berikut:

Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai

Susi, …., sangat pandai.

…., anak Pak Saleh sangat pandai.

Unsur Susi merupakan unsur pusat, sedangkan unsur anak Pak Saleh merupakan aposisi (Ap).

B.       Frase Eksosentrik

Frase eksosentrik ialah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya.

Misalnya:

Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di dalam kelas.

Frase di dalam kelas tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Ketidaksamaan itu dapat dilihat dari jajaran berikut:

                        Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di ….

                        Siswa kelas 1A sedang bergotong royong …. kelas

C.      Frase Nominal, frase Verbal, frase Bilangan, frase Keterangan.

1.       Frase Nominal: frase yang memiliki distributif yang sama dengan kata nominal.

                Misalnya: baju baru, rumah sakit

2.       Frase Verbal: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan golongan kata verbal.

                Misalnya: akan berlayar

3.       Frase Bilangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan.

                Misalnya: dua butir telur, sepuluh keping

4.       Frase Keterangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan.

                Misalnya: tadi pagi, besok sore

5.       Frase Depan: frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau frase sebagai               aksinnya.

                Misalnya: di halaman sekolah, dari desa

D.      Frase Ambigu

Frase ambigu artinya kegandaan makna yang menimbulkan keraguan atau mengaburkan maksud kalimat. Makna ganda seperti itu disebut ambigu.

Misalnya: Perusahaan pakaian milik perancang busana wanita terkenal, tempat mamaku bekerja, berbaik hati mau melunaskan semua tunggakan sekolahku.

Frase perancang busana wanita dapat menimbulkan pengertian ganda:

1.       Perancang busana yang berjenis kelamin wanita.

2.       Perancang yang menciptakan model busana untuk wanita.




B.             Klausa

Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), dan keterangan (K), serta memilki potensi untuk menjadi kalimat. Misalnya: banyak orang mengatakan.

Unsur inti klausa ialah subjek (S) dan predikat (P).

Penggolongan klausa:

1.       Berdasarkan unsur intinya

2.       Berdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara gramatik menegatifkan predikat

3.       Berdasarkan kategori kata atau frase yang menduduki fungsi predikat



C.       Kalimat

a.       Pengertian

Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mengandung pikiran yang lengkap dan punya pola intonasi akhir.

                Contoh: Ayah membaca koran di teras belakang.

b.       Pola-pola kalimat

Sebuah kalimat luas dapat dipulangkan pada pola-pola dasar yang dianggap menjadi dasar pembentukan kalimat luas itu.

·         Pola kalimat I = kata benda-kata kerja

Contoh: Adik menangis. Anjing dipukul.

Pola kalimat I disebut kalimat ”verbal”

·         Pola kalimat II = kata benda-kata sifat

Contoh: Anak malas. Gunung tinggi.

Pola kalimat II disebut pola kalimat ”atributif”

·         Pola kalimat III = kata benda-kata benda

Contoh: Bapak pengarang. Paman Guru

Pola pikir kalimat III disebut kalimat nominal atau kalimat ekuasional. Kalimat ini mengandung kata kerja bantu, seperti: adalah, menjadi, merupakan.

·         Pola kalimat IV (pola tambahan) = kata benda-adverbial

Contoh: Ibu ke pasar. Ayah dari kantor.

Pola kalimat IV disebut kalimat adverbial



D.       Jenis Kalimat

1.       Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan kalimat (subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu atau lebih unsur-unsur tambahan (objek dan keterangan), asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak membentuk pola kalimat baru.



Kalimat Tunggal
               

Susunan Pola Kalimat

Ayah merokok.

Adik minum susu.

Ibu menyimpan uang di dalam laci.
               

S-P

S-P-O

S-P-O-K



2.       Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk dapat terjadi dari:

a.       Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping pola yang sudah ada.

Misalnya:       Anak itu membaca puisi. (kalimat tunggal)

Anak yang menyapu di perpustakaan itu sedang membaca puisi.

(subjek pada kalimat pertama diperluas)

b.       Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung dua atau lebih pola kalimat.

Misalnya:       Susi menulis surat (kalimat tunggal I)

Bapak membaca koran (kalimat tunggal II)

                    Susi menulis surat dan Bapak membaca koran.

Berdasarkan sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.

1)       Kalimat majemuk setara

Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara pola-pola kalimatnya sederajat. Kalimat majemuk setara terdiri atas:

a.       Kalimat majemuk setara menggabungkan. Biasanya menggunakan kata-kata tugas: dan, serta, lagipula, dan sebagainya.

        Misalnya: Sisca anak yang baik lagi pula sangat pandai.

b.       Kalimat majemuk serta memilih. Biasanya memakai kata tugas: atau, baik, maupun.

                        Misalnya: Bapak minum teh atau Bapak makan nasi.

c.        Kalimat majemuk setara perlawanan. Biasanya memakai kata tugas: tetapi, melainkan.

                        Misalnya: Dia sangat rajin, tetapi adiknya sangat pemalas.



2)       Kalimat majemuk bertingkat

Kalimat majemuk yang terdiri dari perluasan kalimat tunggal, bagian kalimat yang diperluas sehingga membentuk kalimat baru yang disebut anak kalimat. Sedangkan kalimat asal (bagian tetap) disebut induk kalimat. Ditinjau dari unsur kalimat yang mengalami perluasan dikenal adanya:

a.             Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat penggati subjek.

Misalnya:       Diakuinya  hal itu

                                P             S

                        Diakuinya bahwa ia yang memukul anak itu.

                                            anak kalimat pengganti subjek

b.             Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti predikat.

Misalnya:       Katanya begitu

                        Katanya bahwa ia tidak sengaja menjatuhkan gelas itu.

                                                anak kalimat pengganti predikat

c.              Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti objek.

Misalnya:       Mereka sudah mengetahui hal itu.

                                S             P                             O

                        Mereka sudah mengetahui bahwa saya yang mengambilnya.

                                                                                anak kalimat pengganti objek

d.             Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti keterangan.

Misalnya:       Ayah pulang malam hari

                            S        P             K

Ayah pulang ketika kami makan malam

                        anak kalimat pengganti keterangan

3)     Kalimat majemuk campuran

Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk hasil perluasan atau hasil gabungan beberapa kalimat tunggal yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga pola kalimat.

Misalnya: Ketika ia duduk minum-minum, datang seorang pemuda berpakaian bagus, dan menggunakan kendaraan roda empat.

                        Ketika ia duduk minum-minum

                                                                                pola atasan

                                                        datang seorang pemuda berpakaian bagus

                                                                                pola bawahan I

                                                        datang menggunakan kendaraan roda empat

                                                                                pola bawahan II

                                                                                

3. Kalimat Inti, Luas, dan Transformasi

a.       Kalimat inti

Kalimat inti adalah kalimat mayor yang hanya terdiri atas dua kata dan sekaligus menjadi inti kalimat.

Ciri-ciri kalimat inti:

1)       Hanya terdiri atas dua kata

2)       Kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat

3)       Tata urutannya adalah subjek mendahului predikat

4)       Intonasinya adalah intonasi ”berita yang netral”. Artinya: tidak boleh menyebabkan perubahan atau pergeseran makna laksikalnya..

b.       Kalimat luas

Kalimat luas adalah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata, tetapi lebih.

c.        Kalimat transformasi

Kalimat transformasi merupakan kalimat inti yang sudah mengalami perubahan atas keempat syarat di atas yang berarti mencakup juga kalimat luas. Namun, kalimat transformasi belum tentu kalimat luas.

Contoh kalimat  Inti, Luas, dan Transformasi

a.       Kalimat Inti. Contoh: Adik menangis.

b.       Kalimat Luas. Contoh: Radha, Arief, Shinta, Mamas, dan Mila sedang belajar dengan serius, sewaktu pelajaran matematika.

c.        Kalimat transformasi. Contoh:

i)         Dengan penambahan jumlah kata tanpa menambah jumlah inti, sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis tersedu-sedu kemarin pagi.

ii)       Dengan penambahan jumlah inti sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis dan merengek kepada ayah untuk dibelikan komputer.

iii)      Dengan perubahan kata urut kata. Contoh: Menangis adik.

iv)      Dengan perubahan intonasi. Contoh: Adik menangis?

4. Kalimat Mayor dan Minor

a.       Kalimat mayor

Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti.

Contoh:          Amir mengambil buku itu.

Arif ada di laboratorium.

Kiki pergi ke Bandung.

Ibu segera pergi ke rumah sakit menengok paman, tetapi ayah menunggu kami di rumah Rati karena kami masih berada di sekolah.

b.       Kalimat Minor

Kalimat minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti atau unsur pusat.

    Contoh:          Diam!

Sudah siap?

Pergi!

Yang baru!

Kalimat-kalimat di atas mengandung satu unsur inti atau unsur pusat.

Contoh: Amir mengambil.

Arif ada.

Kiki pergi

Ibu berangkat-ayah menunggu.

Karena terdapat dua inti, kalimat tersebut disebut kalimat mayor.

5. Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau penulis secara singka, jelas, dan tepat.

Jelas      : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.

Singkat  : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.

Tepat      : sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.

Kalimat Tidak Efektif

Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif.

Sebab-Sebab Ketidakefektifan Kalimat

1.       kontaminasi= merancukan 2 struktur benar  1 struktur salah

contoh:

-         diperlebar, dilebarkan  diperlebarkan (salah)

-         memperkuat, menguatkan  memperkuatkan (salah)

-         sangat baik, baik sekali  sangat baik sekali (salah)

-         saling memukul, pukul-memukul  saling pukul-memukul (salah)

-         Di sekolah diadakan pentas seni. Sekolah mengadakan pentas seni  Sekolah mengadakan pentas seni (salah)

2.       pleonasme= berlebihan, tumpang tindih

contoh :

-         para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)

-         para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)

-         banyak siswa-siswa (banyak siswa)

-         saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna ‘saling’)

-         agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)

-         disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)

3.       tidak memiliki subjek

contoh:

-         Buah mangga mengandung vitamin C.(SPO) (benar)

-         Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS) (benar) ??

-         Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO) (salah)

4.       adanya kata depan yang tidak perlu

-         Perkembangan  daripada teknologi informasi sangat pesat.

-         Kepada siswa kelas I berkumpul di aula.

-         Selain daripada bekerja, ia juga kuliah.

5.       salah nalar

-         waktu dan tempat dipersilahkan. (Siapa yang dipersilahkan)

-         Mobil Pak Dapit mau dijual. (Apakah bisa menolak?)

-         Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)

-         Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)

-         Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di belakang)

-         Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya presensi)

-         Bola gagal masuk gawang. (Ia gagal meraih prestasi) (kata gagal lebih untuk subjek bernyawa)

6.       kesalahan pembentukan  kata

-         mengenyampingkan seharusnya mengesampingkan

-         menyetop seharusnya menstop

-         mensoal seharusnya menyoal

-         ilmiawan seharusnya ilmuwan

-         sejarawan seharusnya ahli sejarah


7.       pengaruh bahasa asing

-         Rumah di mana ia tinggal … (the house where he lives …) (seharusnya tempat)

-         Sebab-sebab daripada perselisihan … (cause of the quarrel) (kata daripada dihilangkan)

-         Saya telah katakan … (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya telah saya katakan)

8.       pengaruh bahasa daerah

-         … sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)

-         … oleh saya. (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat pasif persona)

-         Jangan-jangan … (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)

.

E.       Konjungsi

Konjungsi antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf.

Konjungsi atau kata sambung adalah kata-kata yang menghubungkan bagian-bagian kalimat, menghubungkan antarkalimat, antarklausa, antarkata, dan antarparagraf.

1.        Konjungsi antarklausa

a.       Yang sederajat: dan, atau, tetapi, lalu, kemudian.

b.       Yang tidak sederajat: ketika, bahwa, karena, meskipun, jika, apabila.

2.        Konjungsi antarkalimat: akan tetapi, oleh karena itu, jadi, dengan demikian.

3.       Konjungsi antarparagraf: selain itu, adapun, namun

<a href="http://endonesa.wordpress.com/2008/09/08/tata-kalimat/">sumber</a>
Read more
 
rizvii © 2011 | Design Template by Utta Vifer | Template Blogger Name | Uniqx Transparent 2.0 | Uniqx Transparent 2.0